DILARANG KERAS MENYALIN TULISAN INI TANPA SEIZIN PENULIS. PERINGATAN!!!
Najirah Adi Darma, Bunda PAUD Berprestasi Kaltim
Ajak Anak-Anak Belajar di Alam
Pemkot Bontang patut berbangga memiliki Najirah Adi Darma. Istri Wali Kota Bontang Adi Darma ini telah membawa nama harum Kota Taman melalui prestasinya sebagai Bunda PAUD Kaltim serta Bunda PAUD terbaik kedua nasional.
LUKMAN MAULANA, Bontang
Ajak Anak-Anak Belajar di Alam
Pemkot Bontang patut berbangga memiliki Najirah Adi Darma. Istri Wali Kota Bontang Adi Darma ini telah membawa nama harum Kota Taman melalui prestasinya sebagai Bunda PAUD Kaltim serta Bunda PAUD terbaik kedua nasional.
LUKMAN MAULANA, Bontang
Sebagai istri orang nomor satu di Bontang, beragam aktivitas mewarnai hari-hari Najirah, sapaan akrabnya. Mulai dari Ketua Tim Penggerak PKK, Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW), Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), hingga Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Bontang. Khusus untuk yang terakhir, Najirah berhasil menyabet Bunda PAUD kedua terbaik nasional tahun ini setelah sebelumnya terpilih sebagai Bunda PAUD Kaltim.
Dikisahkan Najirah, sebagai istri Wali Kota, praktis menjadikannya sebagai Bunda PAUD Bontang. Karena, Bunda PAUD melekat pada jabatan. Penobatannya sebagai Bunda PAUD Bontang dilakukan pada Desember 2011 oleh Dirjen PAUD. Segera setelahnya, Najirah mulai melakukan berbagai gerakan untuk memasyarakatkan PAUD di Bontang.
“Menjadi Bunda PAUD adalah bagaimana memberikan motivasi dan membina kesadaran pada ibu-ibu rumah tangga agar mau menyekolahkan anak-anak mereka di PAUD,” kata Najirah yang baru tiba di Bontang Jumat (6/12) lalu usai mendampingi PAUD Kuncup Melati meraih penghargaan nasional di Jakarta.
Dia menuturkan, sebelumnya banyak kaum ibu yang menganggap remeh keberadaan PAUD. Dalam hal ini, PAUD dianggap tidak penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Padahal, usia balita khususnya umur nol sampai dua tahun merupakan masa-masa keemasan bagi tumbuh kembang anak. Perlahan tapi pasti, melalui gerakan yang dilakukannya, semakin banyak kaum ibu yang sadar akan pentingnya PAUD.
“Di Bontang terdapat 299 lembaga PAUD. Banyaknya lembaga PAUD ini ikut menjadi penilain terhadap Bunda PAUD. Apalagi tingkat partisipasi kasar PAUD di Bontang telah mencapai 82,29 persen. Angka ini melebihi angka nasional yaitu 75 persen,” beber Najirah.
Gerakan-gerakan PAUD yang dilakukannya salah satunya berupa PAUD Mobile. Di sini, Najirah bersama tutor PAUD sering berkeliling ke berbagai daerah di Bontang untuk mengajak anak-anak belajar bersama. Bahkan pembelajaran PAUD melalui PAUD Mobile dilakukan di alam terbuka sebagaimana sekolah alam. Hal ini rupanya memberi penilaian tinggi yang membuat Najirah dapat meraih prestasi di tingkat provinsi maupun nasional.
“Dalam PAUD Mobile, saya lebih pada mendampingi para tutor memberikan materi pada anak-anak. Terutama dalam memberi semangat dan motivasi. PAUD Mobile ini tidak dijadwalkan secara khusus, tapi anak-anak selalu siap ketika saya datang menemui mereka,” sebut ibu dua anak ini.
Najirah merunut bagaimana perjalanannya menjadi Bunda PAUD terbaik kedua nasional. Ini dimulai dari penjurian yang dilakukan di tingkat provinsi pada Oktober lalu. Dalam waktu tiga hari, Najirah dituntut mempersiapkan data-data mengenai PAUD di Bontang. Bersama timnya yang terdiri dari HIMPAUDI dan IGTKI, Najirah berhasil menyelesaikan data-data yang diminta dalam penjurian tersebut.
Namun penjurian bukan sekadar menyusun data, Bunda PAUD pun harus bisa memahami dan menguasai data yang dipresentasikan. Rupanya, keseriusan Najirah sebagai Bunda PAUD sejak dinobatkan hingga saat ini menjadikannya begitu memahami kondisi PAUD yang ada di Bontang. Apalagi melihat adanya peningkatan secara signifikan pada jumlah lembaga PAUD di Bontang. Dari yang awalnya 36 persen, meningkat menjadi 60 persen dan menjadi 82 persen.
“Mungkin dari situ saya dipilih menjadi Bunda PAUD Kaltim dan mewakili Kaltim untuk tingkat nasional. Hal ini tak terlepas dari fasilitas dan dukungan yang diberikan Pemkot pada perkembangan PAUD di Bontang,” urainya.
Prestasinya lantas berlanjut di tingkat nasional pada November lalu. Najirah berhasil menjadi Bunda PAUD terbaik kedua nasional di bawah Kalimantan Tengah. Prestasi ini menurutnya merupakan pengalaman paling berkesan selama menjadi Bunda PAUD. Baginya, prestasi terpilih menjadi tiga besar tersebut sulit dicapai dan membutuhkan perjuangan yang keras. Apalagi dia mesti menghadapi 503 istri Wali Kota/Bupati. “Menjadi Bunda PAUD terbaik sangat berkesan. Apalagi penghargaan itu diberikan di Istana Negara,” tandas Najirah. (***)
Dikisahkan Najirah, sebagai istri Wali Kota, praktis menjadikannya sebagai Bunda PAUD Bontang. Karena, Bunda PAUD melekat pada jabatan. Penobatannya sebagai Bunda PAUD Bontang dilakukan pada Desember 2011 oleh Dirjen PAUD. Segera setelahnya, Najirah mulai melakukan berbagai gerakan untuk memasyarakatkan PAUD di Bontang.
“Menjadi Bunda PAUD adalah bagaimana memberikan motivasi dan membina kesadaran pada ibu-ibu rumah tangga agar mau menyekolahkan anak-anak mereka di PAUD,” kata Najirah yang baru tiba di Bontang Jumat (6/12) lalu usai mendampingi PAUD Kuncup Melati meraih penghargaan nasional di Jakarta.
Dia menuturkan, sebelumnya banyak kaum ibu yang menganggap remeh keberadaan PAUD. Dalam hal ini, PAUD dianggap tidak penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Padahal, usia balita khususnya umur nol sampai dua tahun merupakan masa-masa keemasan bagi tumbuh kembang anak. Perlahan tapi pasti, melalui gerakan yang dilakukannya, semakin banyak kaum ibu yang sadar akan pentingnya PAUD.
“Di Bontang terdapat 299 lembaga PAUD. Banyaknya lembaga PAUD ini ikut menjadi penilain terhadap Bunda PAUD. Apalagi tingkat partisipasi kasar PAUD di Bontang telah mencapai 82,29 persen. Angka ini melebihi angka nasional yaitu 75 persen,” beber Najirah.
Gerakan-gerakan PAUD yang dilakukannya salah satunya berupa PAUD Mobile. Di sini, Najirah bersama tutor PAUD sering berkeliling ke berbagai daerah di Bontang untuk mengajak anak-anak belajar bersama. Bahkan pembelajaran PAUD melalui PAUD Mobile dilakukan di alam terbuka sebagaimana sekolah alam. Hal ini rupanya memberi penilaian tinggi yang membuat Najirah dapat meraih prestasi di tingkat provinsi maupun nasional.
“Dalam PAUD Mobile, saya lebih pada mendampingi para tutor memberikan materi pada anak-anak. Terutama dalam memberi semangat dan motivasi. PAUD Mobile ini tidak dijadwalkan secara khusus, tapi anak-anak selalu siap ketika saya datang menemui mereka,” sebut ibu dua anak ini.
Najirah merunut bagaimana perjalanannya menjadi Bunda PAUD terbaik kedua nasional. Ini dimulai dari penjurian yang dilakukan di tingkat provinsi pada Oktober lalu. Dalam waktu tiga hari, Najirah dituntut mempersiapkan data-data mengenai PAUD di Bontang. Bersama timnya yang terdiri dari HIMPAUDI dan IGTKI, Najirah berhasil menyelesaikan data-data yang diminta dalam penjurian tersebut.
Namun penjurian bukan sekadar menyusun data, Bunda PAUD pun harus bisa memahami dan menguasai data yang dipresentasikan. Rupanya, keseriusan Najirah sebagai Bunda PAUD sejak dinobatkan hingga saat ini menjadikannya begitu memahami kondisi PAUD yang ada di Bontang. Apalagi melihat adanya peningkatan secara signifikan pada jumlah lembaga PAUD di Bontang. Dari yang awalnya 36 persen, meningkat menjadi 60 persen dan menjadi 82 persen.
“Mungkin dari situ saya dipilih menjadi Bunda PAUD Kaltim dan mewakili Kaltim untuk tingkat nasional. Hal ini tak terlepas dari fasilitas dan dukungan yang diberikan Pemkot pada perkembangan PAUD di Bontang,” urainya.
Prestasinya lantas berlanjut di tingkat nasional pada November lalu. Najirah berhasil menjadi Bunda PAUD terbaik kedua nasional di bawah Kalimantan Tengah. Prestasi ini menurutnya merupakan pengalaman paling berkesan selama menjadi Bunda PAUD. Baginya, prestasi terpilih menjadi tiga besar tersebut sulit dicapai dan membutuhkan perjuangan yang keras. Apalagi dia mesti menghadapi 503 istri Wali Kota/Bupati. “Menjadi Bunda PAUD terbaik sangat berkesan. Apalagi penghargaan itu diberikan di Istana Negara,” tandas Najirah. (***)
Satu PAUD Satu RT
KESERIUSAN Najirah dalam mengembangkan PAUD di Bontang memang tak main-main. Hal ini tercermin dari program-program yang dibuatnya. Bahkan di antara program tersebut telah melampaui program yang dicanangkan secara nasional. Yaitu program Satu RT Satu PAUD. Artinya, di setiap RT terdapat satu PAUD untuk menangani kebutuhan PAUD anak-anak di lingkungan RT tersebut. Program ini bakal digerakkan pada 2014 mendatang.
“Di tingkat nasional ada pencanangan satu desa satu PAUD. Sementara di Bontang sudah beranjak pada satu RT satu PAUD. Artinya, kita telah melebihi program nasional,” sebut Najirah.
Selain itu, Najirah juga tengah merencanakan pembangunan PAUD di setiap pasar yang ada di Bontang. Sehingga setiap ibu-ibu yang berprofesi sebagai pedagang di pasar tidak kesulitan dalam pendidikan anaknya. Serta, dapat lebih mudah mengontrol sang buah hati. Karena PAUD sendiri dapat menjadi tempat penitipan anak yang berkualitas karena dapat mendidik anak.
Mantan pegawai bank ini menuturkan, memberikan pengertian akan pentingnya PAUD itu susah-susah gampang. Salah satu cara yang digunakannya yaitu dengan memberikan pengertian, daripada menitipkan anak pada tetangga atau orang lain, lebih baik menitipkan di PAUD.
“Lebih baik dan lebih aman bila dibandingkan dititipkan pada tetangga. Selain itu anak-anak juga dapat pendidikan,” terangnya.
Perjalanannya sebagai Bunda PAUD telah meninggalkan banyak duka dan suka. Dukanya yaitu ketika mengunjungi PAUD yang berada di daerah-daerah pesisir yang sulit dijangkau. Terkadang perjalanannya tersebut cukup mencekam dan membuatnya takut. Di antaranya menyeberangi lautan dengan perahu sekadarnya dan menembus belantara hutan. Meski begitu, semua ketakutannya berubah menjadi kepuasan tatkala tiba di PAUD yang dituju. Karena dia bisa melihat keceriaan anak-anak.
“Sukanya menjadi Bunda PAUD karena selalu berhadapan dengan anak-anak,” tutur Najirah.
Sebagai Bunda PAUD, dia bangga ada lembaga PAUD di Bontang yang dapat berprestasi secara nasional. Yaitu PAUD Kuncup Melati yang didampinginya mulai dari tingkat provinsi hingga tingkat nasional. Walaupun tengah mengikuti rapat konsiliasi Tim Penggerak PKK se-Kaltim di Samarinda, Najirah menyempatkan waktunya mendampingi PAUD Kuncup Melati yang berhasil mengalahkan sekira 168 ribu lembaga PAUD di Indonesia tersebut.
“Sangat jarang ada Bunda PAUD yang mendampingi lembaga PAUD dalam lomba yang diadakan. Hal ini membuat daerah lain kagum dan menjadikan Bontang sebagai contoh,” kisah perempuan 49 tahun ini.
Selain berterima kasih atas peran Pemkot dan lembaga PAUD dalam perkembangan PAUD di Bontang, Najirah juga mengungkapkan rasa bangganya atas perusahaan-perusahaan yang ada di Bontang. Hal ini dirasakannya setiap kali meresmikan lembaga PAUD binaan perusahaan. Diterangkannya, melalui program corporate social responsbility (CSR), perusahaan-perusahaan ikut mendukung perkembangan PAUD. Hampir di setiap perusahaan memiliki PAUD yang menjadi binaannya. “Bukan itu saja, CSR juga diberikan pada guru-guru pendidik PAUD yang ada di Bontang,” pungkasnya. (luk)
KESERIUSAN Najirah dalam mengembangkan PAUD di Bontang memang tak main-main. Hal ini tercermin dari program-program yang dibuatnya. Bahkan di antara program tersebut telah melampaui program yang dicanangkan secara nasional. Yaitu program Satu RT Satu PAUD. Artinya, di setiap RT terdapat satu PAUD untuk menangani kebutuhan PAUD anak-anak di lingkungan RT tersebut. Program ini bakal digerakkan pada 2014 mendatang.
“Di tingkat nasional ada pencanangan satu desa satu PAUD. Sementara di Bontang sudah beranjak pada satu RT satu PAUD. Artinya, kita telah melebihi program nasional,” sebut Najirah.
Selain itu, Najirah juga tengah merencanakan pembangunan PAUD di setiap pasar yang ada di Bontang. Sehingga setiap ibu-ibu yang berprofesi sebagai pedagang di pasar tidak kesulitan dalam pendidikan anaknya. Serta, dapat lebih mudah mengontrol sang buah hati. Karena PAUD sendiri dapat menjadi tempat penitipan anak yang berkualitas karena dapat mendidik anak.
Mantan pegawai bank ini menuturkan, memberikan pengertian akan pentingnya PAUD itu susah-susah gampang. Salah satu cara yang digunakannya yaitu dengan memberikan pengertian, daripada menitipkan anak pada tetangga atau orang lain, lebih baik menitipkan di PAUD.
“Lebih baik dan lebih aman bila dibandingkan dititipkan pada tetangga. Selain itu anak-anak juga dapat pendidikan,” terangnya.
Perjalanannya sebagai Bunda PAUD telah meninggalkan banyak duka dan suka. Dukanya yaitu ketika mengunjungi PAUD yang berada di daerah-daerah pesisir yang sulit dijangkau. Terkadang perjalanannya tersebut cukup mencekam dan membuatnya takut. Di antaranya menyeberangi lautan dengan perahu sekadarnya dan menembus belantara hutan. Meski begitu, semua ketakutannya berubah menjadi kepuasan tatkala tiba di PAUD yang dituju. Karena dia bisa melihat keceriaan anak-anak.
“Sukanya menjadi Bunda PAUD karena selalu berhadapan dengan anak-anak,” tutur Najirah.
Sebagai Bunda PAUD, dia bangga ada lembaga PAUD di Bontang yang dapat berprestasi secara nasional. Yaitu PAUD Kuncup Melati yang didampinginya mulai dari tingkat provinsi hingga tingkat nasional. Walaupun tengah mengikuti rapat konsiliasi Tim Penggerak PKK se-Kaltim di Samarinda, Najirah menyempatkan waktunya mendampingi PAUD Kuncup Melati yang berhasil mengalahkan sekira 168 ribu lembaga PAUD di Indonesia tersebut.
“Sangat jarang ada Bunda PAUD yang mendampingi lembaga PAUD dalam lomba yang diadakan. Hal ini membuat daerah lain kagum dan menjadikan Bontang sebagai contoh,” kisah perempuan 49 tahun ini.
Selain berterima kasih atas peran Pemkot dan lembaga PAUD dalam perkembangan PAUD di Bontang, Najirah juga mengungkapkan rasa bangganya atas perusahaan-perusahaan yang ada di Bontang. Hal ini dirasakannya setiap kali meresmikan lembaga PAUD binaan perusahaan. Diterangkannya, melalui program corporate social responsbility (CSR), perusahaan-perusahaan ikut mendukung perkembangan PAUD. Hampir di setiap perusahaan memiliki PAUD yang menjadi binaannya. “Bukan itu saja, CSR juga diberikan pada guru-guru pendidik PAUD yang ada di Bontang,” pungkasnya. (luk)
Perkenalkan Gami Bawis ke Belanda
SEBAGAI istri Wali Kota Bontang, Najirah memiliki kepedulian terhadap potensi-potensi yang ada di Kota Taman. Salah satunya makanan khas Bontang, Gami Bawis. Sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Bontang, Najirah mencoba memperkenalkan menu yang merupakan padu padan sambal gami dan ikan bawis tersebut. Usahanya tak sia-sia, menu unik ini berhasil membawa PKK Bontang memenangkan lomba memasak PKK tingkat nasional. Bahkan Gami Bawis dipamerkan hingga ke Belanda.
“Gami Bawis adalah makanan yang unik. Bukan hanya dari penyajiannya, tapi juga dari rasanya yang gurih dan lembut. Ini yang membuatnya memenangkan lomba. Kalau bukan kita yang memperkenalkannya, siapa lagi?” sebut Najirah.
Meskipun memiliki seabrek aktivitas yang padat, tak membuat Najirah melupakan kewajibannya sebagai seorang istri. Dia menyebut hubungannya dengan Wali Kota Bontang Adi Darma tetap terjalin baik karena saling mendukung satu sama lain. Apalagi keduanya sama-sama memiliki kesibukan yang membuat jarang bertemu. Meski begitu, baik Najirah dan suami selalu menyempatkan waktu untuk berkumpul bersama. Salah satunya saat makan pagi bersama, salat berjemaah, atau menghadiri hajatan bersama-sama.
“Biasanya saya menemani Bapak menemui tamu-tamu beliau hingga larut malam. Saya juga sering memasakkan makanan untuk Bapak. Kemudian diantarkan untuk makan siang Bapak. Beliau memang menggemari masakan saya dibandingkan masakan lainnya,” kisah perempuan pehobi masak ini.
Tak bisa dimungkiri, kesibukan masing-masing membuat tidak banyak waktu yang dimiliki Najirah bersama sang suami. Terutama untuk refreshing menyegarkan diri dari kepenatan rutinitas harian. Dalam hal ini, Najirah memanfaatkan waktu-waktunya bersama suami ketika menghadiri hajatan bersama atau perjalanan dinas. Dalam perjalanan dinas ke Jakarta misalnya, dimanfaatkannya sebagai waktu berkumpul keluarga dengan mengunjungi putrinya Dina Novita yang menuntut ilmu disana.
“Bagaimanapun perhatian pada anak tetap harus diutamakan. Komunikasi antar anggota keluarga harus selalu dijaga,” tegas Najirah yang memiliki prinsip mengabdikan diri pada keluarga dan masyarakat ini. (luk)
SEBAGAI istri Wali Kota Bontang, Najirah memiliki kepedulian terhadap potensi-potensi yang ada di Kota Taman. Salah satunya makanan khas Bontang, Gami Bawis. Sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Bontang, Najirah mencoba memperkenalkan menu yang merupakan padu padan sambal gami dan ikan bawis tersebut. Usahanya tak sia-sia, menu unik ini berhasil membawa PKK Bontang memenangkan lomba memasak PKK tingkat nasional. Bahkan Gami Bawis dipamerkan hingga ke Belanda.
“Gami Bawis adalah makanan yang unik. Bukan hanya dari penyajiannya, tapi juga dari rasanya yang gurih dan lembut. Ini yang membuatnya memenangkan lomba. Kalau bukan kita yang memperkenalkannya, siapa lagi?” sebut Najirah.
Meskipun memiliki seabrek aktivitas yang padat, tak membuat Najirah melupakan kewajibannya sebagai seorang istri. Dia menyebut hubungannya dengan Wali Kota Bontang Adi Darma tetap terjalin baik karena saling mendukung satu sama lain. Apalagi keduanya sama-sama memiliki kesibukan yang membuat jarang bertemu. Meski begitu, baik Najirah dan suami selalu menyempatkan waktu untuk berkumpul bersama. Salah satunya saat makan pagi bersama, salat berjemaah, atau menghadiri hajatan bersama-sama.
“Biasanya saya menemani Bapak menemui tamu-tamu beliau hingga larut malam. Saya juga sering memasakkan makanan untuk Bapak. Kemudian diantarkan untuk makan siang Bapak. Beliau memang menggemari masakan saya dibandingkan masakan lainnya,” kisah perempuan pehobi masak ini.
Tak bisa dimungkiri, kesibukan masing-masing membuat tidak banyak waktu yang dimiliki Najirah bersama sang suami. Terutama untuk refreshing menyegarkan diri dari kepenatan rutinitas harian. Dalam hal ini, Najirah memanfaatkan waktu-waktunya bersama suami ketika menghadiri hajatan bersama atau perjalanan dinas. Dalam perjalanan dinas ke Jakarta misalnya, dimanfaatkannya sebagai waktu berkumpul keluarga dengan mengunjungi putrinya Dina Novita yang menuntut ilmu disana.
“Bagaimanapun perhatian pada anak tetap harus diutamakan. Komunikasi antar anggota keluarga harus selalu dijaga,” tegas Najirah yang memiliki prinsip mengabdikan diri pada keluarga dan masyarakat ini. (luk)