Beberapa hari terakhir beberapa gamer Indonesia sibuk mengomentari kalimat motivasi dari Mario Teguh. Pasalnya, dalam motivasi tersebut, Maria Teguh mengeluarkan pernyataan yang dianggap mendiskreditkan gamer. Tak pelak para gamer merasa tersinggung dan membalas, mementahkan kalimat motivasi tersebut dengan berbagai argumen. Namun, tidak sedikit pula gamer yang membela pernyataan Mario Teguh tersebut.
Ada tiga motivasi yang memuat pernyataan yang oleh para gamer dianggap kontroversial tersebut. Pernyataan pertama disertai gambar anak laki-laki sedang bermain video game dirilis 5 Maret 2015 sementara motivasi kedua disertai gambar Mario Teguh. Pernyataan pertama bertuliskan, "Banyak anak muda yang aslinya cerdas menjadi murid terbelakang karena kesukaan yang berlebihan untuk main games. Hidup ini bukan games, karena terbukti kemiskinan itu terbukti pedihnya nyata bagi orang yang menelantarkan masa mudanya."
Sementara pernyataan kedua dirilis 7 Agustus 2015 bertuliskan, "Ayah yang suka main video games di depan bayinya, akan memiliki anak ABG yang susah belajar karena gila video games. Anak hanya tumbuh sebaik kebiasaan orang tuanya." Seakan belum 'puas' dengan dua motivasi yang memerahkan mata para gamer Indonesia, pada 19 Agustus 2015 Mario Teguh lewat FansPage-nya di Facebook kembali menuliskan kalimat motivasi bertuliskan, "Bagaimana Anda bisa berpikir smart dan inovatif pada usia 25, kalau sampai umur 18 pikirannya hanya games dan pacaran?"
Ketiga status motivasi bergambar ini mengundang banyak reaksi dari kalangan gamer maupun dari kalangan non gamer. Ada yang pro dan ada yang kontra. Dari pantauan saya, banyak gamer yang merasa berang atas pernyataan motivator terkenal Indonesia tersebut. Kebanyakan mereka menganggap pernyataan Mario Teguh tersebut tidak beralasan dan asal bunyi. Ada yang menyebutkan banyak manfaat yang bisa didapat dari video game. Sebagian lainnya mencoba membantah 'trilogi' motivasi Mario Teguh tersebut dengan memberikan daftar para gamer yang sukses karena video game. Bahkan ada yang mengait-ngaitkan dengan wali kota Surabaya, Ibu Tri Rismaharini.
"Apa masih mendamba2kan pekerjaan konvensional pak ? Jokowi menggalakkan ekonomi kreatif apa pemikiran bapak tidak sampe kesana ? E-Sport merupakan salah satu motor penggerak ekonomi kreatif dan game tersebut dijadikan ajang kompetisi dan diakui dunia akan keberadaannya. Bapak sih kurang piknik, skali2 kalau ngelencer ke luar negeri sambangin kompetisi ESL, Dreamhack, etc atau ga sambangin HQ EA, Ubisoft, Square Enix, or else nanti bapak ketemu orang2 yang mikirnya cuma games dan satu lagi mereka lebih smart dan lebih inovatif dari bapak," tulis Suseno Wibowo Hardianto.
Gamer lainnya, Edy Setiawan menyebut pernyataan Mario Teguh sebagai suatu generalisasi yang telah berlaku di masyarakat tentang video game. Padahal menurutnya, video game bila ditekuni dengan bijak dapat menjadi sebuah pekerjaan yang menguntungkan. "Mereka mikir game=malas , bukan berpikir untuk ke pekerjaan , jadi orang casual gamer ya gak menghasilkan , kalo ditekuni dengan bijak bisa jadi pekerjaan contoh SumaiL , ga tau dia sapa? Cari di gugel," tulisnya.
Tapi tidak semua gamer keberatan alias kontra dengan motivasi-motivasi Mario Teguh tersebut. Ada juga yang membela dan setuju dengan motivasi Mario Teguh tersebut. Kebanyakan Mereka yang setuju memberikan contoh pengalaman pribadi ataupun pengalaman rekan dekat bagaimana game telah merusak kehidupan. Sebagian lagi membenarkan motivasi Mario Teguh baik sebagai suatu peringatan, khususnya bagi gamer yang berlebihan dalam bermain game.
"salah maksut gak bro ? maksutnya dari pak mario teguh bagi saya itu anak” yang hanya bermain game tanpa manfaat , hanya untuk senang” …saya juga kerja di Industri kreatif, membuat game orang yang membuat game cara berpikirnya beda dan orang yang hanya main game tanpa memikirkan masa depannya….dan saya setuju apa omongan pak mario," kata Michael yang menyatakan persetujuannya atas pernyataan Mario Teguh.
Sementara Chen Li Yong, gamer yang pro atas pernyataan Mario Teguh menulis agar gamer lebih mencermati kalimat motivasi tersebut. "Mungkin pada harus menyadari kalo ada kata-kata HANYA' di kalimat motivasi tersebut. Pak Mario bilang supaya kita jadi manusia itu bukan mikir gaaaaaaaame doank. Hidup itu banyak yang perlu dipikir. Pendidikan. Pekerjaan. Pernikahan. Masa depan. Bahkan sekalipun pekerjaannya di bidang game sekalipun, tetap pikirannya tidak boleh hanya game. Ingat kata kuncinya: 'HANYA'. Bermain game sebagai alat refreshing adalah satu hal. Tapi kalau diperbudak dengan game sampai tidak mikir hal yang lain bahkan menelantarkan tanggung jawab, adalah hal yang berbeda. Bila anda adalah gamer tapi anda tetap menjalankan pendidikan, pekerjaan, dan perencanaan akan masa depan dengan baik, saya yakin pak Mario sangat tidak berkeberatan anda bermain game," tulisnya panjang.
Ada banyak komentar pro dan kontra menanggapi pernyataan Mario Teguh ini. Situs hiburan Duniaku.net yang 'getol' memperjuangkan 'harga diri' gamer tercatat beberapa kali menerbitkan artikel yang bertujuan membantah pernyataan Mario Teguh, lengkap dengan analisisnya yang mendalam dan contoh-contoh gamer yang sukses. Juga tak lupa menampilkan gambar Albert Enstein menulis di papan tulis, "Games make you smart." Begitu banyak komentar kontra pada artikel-artikel Duniaku.net tersebut, namun komentar yang pro juga tak kalah banyak.
Artikel-artikel Duniaku.net tersebut banyak di-share di jejaring sosial Facebook dan kembali mengundang banyak komentar dari para gamer. Salah satunya di grup Komunitas Gamer Terbuka (KGI) besutan admin Maztyo. Salah seorang membernya membagikan artikel Duniaku.net berisi daftar 7 gamer sukses dikait-kaitkan dengan pernyataan Mario Teguh. Kiriman share tersebut mendapat banyak komentar kontra, namun ada juga yang pro. Walhasil, terjadi sedikit debat antara pihak kontra dengan pihak pro, tapi masih dalam tahap yang sehat.
Lantas, bagaimana dengan komentar saya selaku gamer sendiri? Saya mendukung semuanya! Mari kita lihat dari segi positifnya. Di satu sisi, Mario Teguh sebagai orang tua, memiliki niat baik mengingatkan kita para gamer, khususnya para gamer untuk introspeksi agar tidak berlebihan dalam bermain video game. Mungkin saja ada yang salah dalam penggunaan bahasanya sehingga menjadi ambigu dan membuat para gamer meradang. Hal ini dimaklumi saja, mengingat Mario Teguh merupakan orang yang lebih tua dan sangat mungkin melakukan kesalahan. Maka kewajiban kita untuk mengingatkan, tentunya dengan cara yang baik. Bagaimanapun Mario Teguh tetap manusia biasa, meskipun sekarang beliau menjadi motivator ternama dengan lebih dari 16 juta penggemar di Facebook.
Di sisi lain, sebagaimana yang 'diperjuangkan' kawan-kawan gamer, khususnya gamer kawakan, tidak semua gamer seburuk pernyataan Mario Teguh. Ada banyak kok gamer yang sukses dan hidup dari video game, menjadikan video game sebagai passion dalam hidupnya. Contoh saja Almarhum Satoru Iwata, mantan bos Nintendo yang merupakan seorang gamer, lantas mendedikasikan hidupnya untuk video game, serta tetap menebarkan semangat-semangat positif bagi para gamer di seluruh dunia hingga akhir hayatnya.
Memang kita tidak bisa memungkiri bahwa gamer khususnya di Indonesia masih cenderung mendapatkan stigma negatif dari masyarakat. Karenanya, para gamer Indonesia mesti bisa mematahkan stigma negatif tersebut dengan berupaya menunjukkan bahwa video game bukan melulu tentang membuang-buang waktu sia-sia, bukan melulu tentang merosotnya nilai pelajaran, dan bukan melulu tentang merusak kehidupan. Buktikan bahwa gamer Indonesia juga bisa menjadi positif dan sukses sebagaimana para gamer-gamer yang sukses melalui video game.
Bagaimana nih sahabat gamer? Setuju atau tidak dengan kalimat motivasi Mario Teguh tersebut? Silakan dinilai sendiri menurut pendapatan masing-masing, yang penting jangan sampai rusuh dan jangan berlama-lama mengomentari pernyataan Mario Teguh ini. Karena pasti sahabat gamer semua punya game yang menunggu untuk dimainkan bukan? Yuk sebarkan semangat gamer positif. (luk)