DILARANG KERAS MENYALIN TULISAN INI TANPA SEIZIN PENULIS
Salesman Terbaik Nasional, Jual 100 Mobil Sebulan
Sikap kalem dan berwibawa tampak dalam sosok Wahyudi Romadhon, pria yang sejak akhir 2013 lalu dipercaya menjadi kepala cabang Auto 2000 Bontang, diler resmi Toyota. Di bawah kepemimpinannya, Pria yang akrab disapa Yudi ini ingin menunjukkan bahwa membeli mobil bukan hanya monopoli orang kaya.
LUKMAN MAULANA, Bontang
YUDI mengawali karier jual beli otomotifnya sejak 1999. Setelah berhenti dari pekerjaan lamanya di ekspedisi, Yudi yang menyukai pekerjaan lapangan lantas melamar sebagai salesman di Auto 2000 Cabang Malang. Seakan sudah menjadi jalan hidupnya, perjalanannya sebagai salesman terus menanjak. Karena kinerja penjualannya, di 2003 dia terpilih sebagai salesman terbaik nasional Auto 2000.
“Saya lantas dirotasi ke Jember tahun 2004 dan menjadi sales manager di sana. Tahun 2005, saya menjadi sales manager terbaik di wilayah Jawa Timur, yang meliputi Kalimantan Timur,” kenang Yudi.
Perjalanan kariernya lantas membawanya ke Benua Etam pada 2007, tepatnya sebagai sales manager di Auto 2000 Cabang Balikpapan. Barulah pada 2013, ketika Auto 2000 membuka cabang di Bontang, Wahyudi dipercaya menjadi kepala cabang. Dengan pencapaiannya sekarang, Yudi mengaku tak pernah menyangkanya. Yang dia lakukan hanya melakukan yang terbaik.
“Saya ikuti saja gimana alur hidup. Saat akan menjadi kepala cabang pun ada ujiannya, dan saya berhasil lulus,” terangnya.
Meski telah menduduki posisi kepala cabang, namun Yudi mengaku tetap melakukan aktivitas penjualan. Namun, penjualan yang dilakukannya kali ini lebih pada pengenalan image Auto 2000 kepada masyarakat, khususnya masyarakat Kota Taman. Melalui berbagai cara, Yudi gigih memperkenalkan diler yang dipimpinnya. Di antaranya melalui keikutsertaan sebagai sponsor dalam berbagai event. Misalnya dengan memberikan doorprize pada Car Free Day, Senam Pagi di Pupuk Kaltim, hingga datang ke pasar malam, ke pameran-pemeran. Juga menjadi sponsor untuk event golf.
“Memang cara ini tidak langsung mendatangkan pembeli. Namun, paling tidak image Auto 2000 sebagai diler resmi Toyota telah tertanam dalam pikiran masyarakat. Sehingga, masyarakat tahu di mana membeli mobil Toyota,” beber Yudi.
Sebagai kepala cabang, Yudi mengaku memiliki tim yang kompak, yang terdiri dari 30 tenaga salesman dalam mengawal penjualan Toyota di Auto 2000. Dipaparkannya, dalam menjual Toyota di Bontang, dia lebih menyasar pada kalangan menengah ke bawah. Menurutnya, membeli mobil bukan lagi monopoli orang kaya. Masyarakat kelas menegah ke bawah pun punya kesempatan yang sama untuk mendapatkan tunggangan roda empat ini. Malahan, banyak pelanggannya yang berasal dari pedagang kaki lima.
“Kami memiliki simulasi bagaimana masyarakat kelas menengah ke bawah pun mampu membeli mobil dengan pendapatan mereka. Orang-orang yang dulunya merasa tidak berpeluang memiliki mobil, kini banyak yang mampu membeli mobil setelah kami lakukan simulasi pembayaran. Kami melihat Bontang sebagai daerah kecil, karenanya sasarannya fokus pada ekonomi rakyat,” sebut pria kelahiran Surabaya, 44 tahun lalu ini.
Dalam menjual mobil pun, Yudi tak segan ikut turun langsung ke lapangan bersama anak buahnya. Misalnya saat promosi ke pasar-pasar yang ada di Bontang. Ini dilakukannya sebagai bentuk motivasi kepada anak buahnya, agar semakin giat melakukan penjualan. Tak heran, di bawah kepemimpinannya, Auto 2000 Bontang sukses menjadi cabang dengan pencapaian target tertinggi nasional, hingga 120 persen.
“Dulu saat masih jadi cabang pembantu, penjualan di Auto 2000 rata-rata 40 mobil sebulan. Tapi sekarang, sejak Desember 2013 dalam sebulan rata-rata kami menjual 100 mobil Toyota,” tegasnya. (***)
SELAMA 15 tahun bergelut di bidang penjualan otomotif, beragam pengalaman dan suka duka pun telah dirasakan Yudi. Ketika masih menjadi salesman, suami dari Eko Susilowati ini mengaku paling senang bila penjualan yang dilakukan dapat mencapai jumlah yang tinggi. Misalnya dia pernah berhasil menjual 35 mobil dalam sebulan. Sementara dukanya, bila ada pelanggan yang menguji pelayanan yang diberikannya.
Pernah suatu ketika, salah seorang pelanggan menghubunginya di tengah malam. Pelanggan yang memiliki peternakan ayam tersebut memintanya melakukan serah terima mobil di Gunung Kawi, sekira pukul 02.00 Wita. Katanya, hari, tanggal dan waktu tersebut merupakan hari baik untuk penyerahan mobil.
“Karena ini sudah bagian kerjaannya, maka saya pun menyanggupinya. Jadi tengah malam, saya pergi ke Gunung Kawi mengantarkan mobil yang dipesan,” kisahnya.
Rupanya, pelanggan tersebut sengaja meminta Yudi mengantarkan mobil di tengah malam, untuk menguji pelayanan yang diberikannya. Melihat kegigihan Yudi, sang pelanggan lantas terkesan dan memercayakan pembelian mobil di Auto 2000. Sejak saat itu, sang pelanggan selalu membeli mobil di Auto 2000 setiap bulannya.
“Bila dihitung, dalam setahun dia sudah membeli 20 mobil di Auto 2000. Bisa dibilang perjalanan saya tengah malam itu berbuah manis,” tutur Yudi.
Duka lainnya dirasakan Yudi saat melayani pelanggan pasangan suami istri (pasutri) yang telah renta. Meskipun telah memberikan pelayanan terbaik, tetap saja apa yang dilakukannya dipandang negatif oleh pasutri tersebut. Tak jarang Yudi kerap dimaki walaupun telah berupaya membantu pasutri tersebut sebaik mungkin. Rupanya, pasutri yang tidak dikaruniai anak tersebut ingin mencari perhatian darinya.
“Mereka berpikir saya ingin mengambil keuntungan dari mereka. Padahal apa yang saya lakukan tulus untuk membantu mereka,” terang pria yang gemar berolahraga ini.
Memang pelayanan prima kepada pelanggan sudah menjadi darah daging bagi Yudi. Karenanya, dia merasa kesal bila menemukan pelayanan yang buruk kepada pelanggan, misalnya di tempat-tempat makan yang disinggahinya. Baginya, pelanggan layak mendapatkan pelayanan terbaik.
“Mereka telah membayar dengan mahal, maka mereka layak mendapatkan perlakuan yang baik. Di tempat kami sendiri memiliki standar pelayanan yang mesti dijalankan,” pungkasnya. (luk)
DALAM menjalankan bisnis di dilernya, Yudi meyakini benar keberadaan karyawan menjadi kunci kesuksesan. Karenanya, dia berusaha sebisa mungkin menciptakan kenyamanan kerja bagi para karyawannya. Namun, target penjualan juga mesti tercapai. Karenanya, dalam bergaul dengan para karyawannya, Yudi tidak memposisikan dirinya sebagai kepala cabang, melainkan sebagai teman.
Untuk tetap menjaga kekompakan tim, secara rutin Yudi mengajak karyawannya berolahraga bersama. Biasanya, dalam sepekan mereka dua kali menggelar olahraga bersama yaitu futsal dan bulutangkis. Selain itu, setiap sebulan sekali mereka menggelar kegiatan memancing bersama. “Untuk memancing bersama, kami lakukan di akhir bulan setelah tutup buku,” jelasnya.
Yudi pun memiliki strategi agar dapat menggairahkan semangat karyawannya, yang berujung peningkatan penjualan. Yaitu dengan memberikan reward kepada tim penjualan yang meraih penjualan tertinggi. Sementara untuk tim penjualan yang belum berhasil mencapai target, dilakukan improvement atau pelatihan agar dapat mencapai penjualan yang diinginkan.
“Tim penjualan kami bagi dalam tiga tim. Saya mempersilakan mereka untuk saling berkompetisi dengan baik satu sama lain,” ungkapnya.
Meski memiliki kesibukan sebagai pimpinan Auto 2000 di Bontang, namun Yudi mengaku tetap mengutamakan keluarganya. Karena baginya, istri dan anak-anaknya menjadi alasannya untuk bekerja keras. “Semua yang saya lakukan saat ini untuk keluarga, agar bisa membawa keluarga saya lebih baik lagi,” tuturnya.
Promosinya sebagai kepala cabang Auto 2000 Bontang membuatnya mesti berpisah dengan keluarganya di Balikpapan. Namun dia tetap menjalin komunikasi intensif dengan keluarganya. Setiap jam, Yudi mengaku selalu berkomunikasi dengan sang istri lewat telepon seluler. “Keluarga memang masih di Balikpapan, menunggu kenaikan kelas, akan pindah ke Bontang,” sebut Yudi.
Setiap akhir pekan, Yudi selalu menyempatkan pulang ke Balikpapan menemui keluarganya. Biasanya, di akhir pekan dia menghabiskan waktu bersama keluarga seharian penuh. Yaitu dengan berjalan-jalan keliling kota, makan di luar, hingga menyaksikan film di bioskop. “Bahkan dalam sehari kami bisa menyaksikan dua film. Yang pasti akhir pekan waktu untuk keluarga seharian. Berangkat jam tujuh pagi, pulangnya jam tujuh malam,” kata penggemar olahraga golf ini.
Yudi mengaku bukan seseorang yang gila kerja. Menurutnya, waktu kerja mesti dimaksimalkan untuk bekerja, sementara waktu untuk keluarga mesti dimanfaatkan untuk keluarga. Karenanya, sebelum pindah ke Bontang, Yudi selalu pulang ke rumah tepat waktu di senja hari. Meski begitu, telepon selulernya selalu aktif 24 jam, bila ada pelanggan yang membutuhkan bantuannya.
“Tapi karena sekarang ini tinggal jauh dari keluarga, jadi saya biasanya pulang sampai jam sembilan malam. Mengerjakan pekerjaan yang masih perlu diselesaikan, memikirkan strategi-strategi lain untuk meningkatkan penjualan,” tegas Yudi yang berprinsip ingin selalu berguna bagi orang lain ini. (luk)