Keberadaan internet atau dunia maya memberikan warna baru bagi kehidupan manusia. Pun dengan diriku, yang terpesona dengan kecanggihan teknologi ini. Salah satunya karena melalui internet, aku bisa menciptakan sebuah komunitas online yang kemudian melambungkan namaku. Ya, aku menciptakan sebuah komunitas penggemar Pokemon online bernama POIN yang kemudian menjadi komunitas penggemar Pokemon terbesar di Indonesia pada masa keemasannya. Hingga kemudian komunitas ini hilang seiring hilangnya jaringan tempatku membangunannya. Ya, di dunia nyata mungkin aku sebagai Lukman adalah seseorang yang biasa-biasa saja. Namun pada komunitas ini, aku adalah seseorang yang terkenal, yang dikenal dengan panggilan "kak L" atau usernameku: navilink47. Bahkan hingga komunitas ini berakhir.
Melalui Multiply, sebuah social network yang kugunakan sebagai weblog pribadiku dulu, aku membuat sebuah grup komunitas di tahun 2008. Komunitas ini kubuat untuk berbagi informasi tentang game yang paling aku sukai, Pokemon. Awalnya hanya untuk bertemu sesama penggemar Pokemon di Multiply, namun lambat laut tujuannya berubah, untuk mengumpulkan para penggemar Pokemon di Indonesia. So, lambat laun komunitas yang kudirikan 16 Mei 2008 ini mulai aktif dan satu persatu anggota bergabung. Baik mereka yang sebelumnya sudah memiliki akun multiply maupun mereka yang belum mengenal multiply, bergabung dalam komunitas ini. POIN, begitulah inisial untuk komunitasku ini yang merupakan kepanjangan dari POkemon INdonesia, kemudian menjadi komunitas online Pokemon yang diperhitungkan. Mengingat saat itu komunitas Pokemon terbilang sedikit.
Lambat laun, POIN menjadi salah satu obsesiku. Aku berupaya menjadikan komunitas ini semakin besar, semakin banyak anggotanya, dan semakin inovatif dengan berbagai materi yang disajikannya. Keakraban pun terlihat di antara anggota-anggotanya yang berlanjut pada pertemuan di dunia nyata atau kopi darat (kopdar). Keberadaan POIN kemudian menjadi ajang persahabatan dan saling menciptakan energi positif satu sama lain. POIN telah mempertemukan dan menyatukan banyak penggemar Pokemon yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia ke dalam satu wadah komunitas yang aktif. Tak heran bila kemudian bermunculan berbagai komunitas Pokemon Indonesia lainnya.
Melalui POIN, aku mengembangkan bakatku menulis. Karena, secara berkala aku menulis artikel-artikel tentang Pokemon, mulai dari petunjuk permainan dalam bahasa Indonesia, hingga artikel-artikel menarik lainnya. Melalui POIN pula aku bangkit dari keterpurukanku setelah memutuskan keluar dari salah satu perguruan tinggi negeri di Jakarta. Aku yang saat itu depresi dan merasakan masa depan yang suram, dapat bangkit kembali. Melalui POIN aku menemukan bahwa masih banyak hal yang perlu dijelajahi. Masih banyak hal yang bisa kumanfaatkan untuk memperbaiki diri. Masih banyak peluang-peluang yang bisa kugunakan untuk masa depanku. Apalagi, keberadaanku saat itu, kemampuanku sangat dihargai oleh anggota-anggota POIN yang disebut POINers. Aku pun bangkit dan meneruskan pendidikan tinggiku, demi meraih gelar sarjanaku.
Di POIN, aku bertemu anak-anak yang luar biasa. Aku bertemu sesama penggemar Pokemon yang memiliki masalahnya masing-masing. Mulai dari anak Sekolah Dasar, hingga anak kuliahan. Membuatku tersadar bahwa bukan hanya aku yang memiliki masalah di dunia ini. Sehingga aku pun bisa saling berbagi dengan mereka semua, melalui wadah permainan video game yang sama-sama kami gemari, Pokemon. Aku pun menjalin persahabatan dengan banyak POINers, di antaranya Devid (celebi) dari Jambi, Zerlinda (aquatorrent) dari Lampung, Nico Suryo (bladebarrel) dari Surabaya, Danasa (danielshedley) dari Depok, Hafiz Siddik (nightwyvern) dari Jakarta, Arya Andika (kernway) dari Yogyakarta, Afif (afiffz) dari Malang, Bima Yoga (rockettorkoal) dari Sanggau Kalbar, Rima (platinumberlitz) dari Yogyakarta, dan Arum (mudcchi) dari Bali. Nama-nama itu hanya sebagian saja, karena kalau kusebutkan pasti akan banyak sekali.
Selama empat tahun menjadi pengurus, komunitas ini telah memberikan banyak kisah dan pengalaman yang berarti. Mulai dari pengalaman yang manis maupun pengalaman yang pahit. Banyak konflik telah kulewati selama memimpin komunitas ini. Konflik dengan anggota, konflik dengan orang yang benci, maupun konflik dengan orang yang kusayangi di komunitas ini. Lengkap. Wajar bila aku terlibat konflik karena di POIN, akulah sang pemimpin utama yang kemudian membentuk kepengurusan bernama "Elite Four". Semua konflik itu membentuk diriku, melatih kepemimpinanku, hingga tiba waktunya aku meninggalkan komunitas yang kusayangi ini bersamaan dengan hancurnya Multiply. Sebagai seorang pemimpin, banyak anggota menghormatiku. Banyak pula yang mengidolakanku. Kuakui, aku sempat merasakan nikmatnya menjadi selebritis. Tapi kusadari aku mesti menjaga tingkah lakuku dan harus tetap bersikap baik. Karena, sikapku adalah personifikasi POIN, nama baik POIN.
Dengan keberhasilanku bangkit, aku lantas ingin membagikan semangat positif kepada pada para POINers yang lain. Melalui POIN, aku ingin anggota-anggotanya bukan sekadar bisa meluapkan kegemarannya akan game Pokemon. Aku ingin melalui POIN, kemampuan menulis mereka dapat meningkat. Aku ingin mereka semua tertarik untuk menulis dan berkarya, menciptakan kreasi-kreasi yang dapat mengembangkan bakat mereka. Itulah yang telah kulakukan melalui event-event dan beragam kontes yang kugelar. Bukan hanya turnamen game yang kuadakan, aku juga mengadakan lomba menyanyi, menggambar, dan mengarang cerita. Serta ajang pencarian bakat lainnya. Aku ingin komunitasku berarti, bahwa melalui video game, seseorang juga bisa menjadi pintar. Dan, perlahan POIN telah menjadi inspirasi bagi banyak anak-anak di Indonesia. Aku bahkan diundang menjadi bintang tamu dalam acara talkshow di salah satu radio swasta di Bontang untuk membicarakan komunitas ini (wawancara radio ini akan kuceritakan dalam tulisan yang lain).
Masa-masa itu lantas berakhir, ketika Multiply mengubah haluan di akhir 2012. Yang lantas benar-benar hilang, Maret 2013. Semua goresan dan barisan kata-kata itu pun hilang. Bahkan terjadi konflik menjelang masa itu datang. Aku yang dirudung kegalauan lenyapnya POIN, lantas menyakiti perasaan salah seorang POINers yang sangat kusayangi, yang telah amat berjasa bagi POIN. Emosiku saat itu bergejolak melihatnya begitu enteng dengan pudarnya POIN. Ditambah sikapnya yang berubah padaku setelah aku memiliki kekasih. Meskipun aku sudah minta maaf, tapi karakternya yang keras membuatnya bertahan pada sikapnya, membuatnya bersikap dingin kepadaku. Tidak apa-apa, dia memang layak membenciku karena kuakui aku sangat melukai perasaannya.
POIN lalu hancur. Hilang, dan tak tersisa. Sebanyak 7 ribu lebih penggemar Pokemon di Indonesia kehilangan salah satu wadah yang diakui sebagai salah satu terbaik di Indonesia. Komunitas yang membuatku menjadi bintang tamu acara talkshow di salah satu radio swasta di Bontang. Komunitas yang telah membuatku bangkit dari keterpurukan, yang telah melambungkan alter egoku. Kini aku bukan lagi seorang pemimpin. Aku menjadi penggemar Pokemon biasa, sementara tahta POIN kuberikan pada dua pemimpin baru, generasi yang lebih muda yaitu Bagazkara Putra dan Rikhana Ardilla. Meskipun Multiply telah hancur, mereka masih ingin melanjutkan perjalanan POIN. Mereka mengubah bentuk POIN, dari yang awalnya berbentuk komunitas, menjadi majalah online mingguan di weebly. Memang, sebelum POIN hancur, aku sempat membuatkan alamat di weebly untuk kelanjutan komunitas ini. Yang kemudian mereka ambil alih sepeninggalku. Dan, dengan hasil yang kini kulihat, kupikir aku tidak salah memilih mereka berdua sebagai pemimpin.
Tapi sebenarnya ada banyak hikmah dibalik runtuhnya komunitas ini. Sebenarnya, sudah cukup lama aku ingin berhenti mengurus POIN dikarenakan kesibukanku di dunia kerja. Tapi, belum menemukan pengganti yang tepat membuatku tetap bertahan menjadi pemimpin utama. Selain itu, ada semacam 'kecanduan' dalam mengurus komunitas ini. Ya, rasanya begitu menyenangkan tenggelam dalam komunitas maya, sembari terus memikirkan hal-hal baru apa yang bisa kutampilkan, kutambahkan dalam komunitas ini.
Hancurnya komunitas ini seolah menunjukkan bahwa sudah cukup diriku bangkit melalui media ini. Sudah saatnya aku bergerak untuk dunia nyata, untuk mimpi-mimpi yang menunggu diwujudkan. Bukan sekadar tenggelam di dunia maya. Seolah POIN mengatakan kepadaku, "Lukman, kamu sudah bisa bangkit. Tugasku sebagai media untuk membuatmu bangkit sudah selesai. Maka tugasku sekarang sudah selesai. . Maka aku harus pergi. Sekarang berjalanlah atau berlarilah... menangkan hidupmu..."
Lantas aku menjawab, "Terima kasih POIN. Terima kasih karena telah membuatku kembali bangkit. Setelah sempat kehilangan arah, kini aku memiliki mimpi dan tujuan. Terima kasih telah memberiku kesempatan untuk bisa membangun sebuah komunitas. Terima kasih karena telah membuatku menjadi seorang pemimpin. Terima kasih telah membuatku disegani dan dihargai, serta dihormati. Walaupun aku tidak pernah berharap untuk itu. Terima kasih telah mempertemukanku dengan para penggemar Pokemon, anak-anak luar biasa dari berbagai penjuru Indonesia. Terima kasih atas waktu yang kau berikan walau itu singkat. Kini aku dapat berjalan tegak. Kini aku dapat menyongsong dunia nyataku dengan indah. Perlahan menerima kenyataan, dan bangkit untuk berjuang. Dunia ini indah." (luk)
Melalui Multiply, sebuah social network yang kugunakan sebagai weblog pribadiku dulu, aku membuat sebuah grup komunitas di tahun 2008. Komunitas ini kubuat untuk berbagi informasi tentang game yang paling aku sukai, Pokemon. Awalnya hanya untuk bertemu sesama penggemar Pokemon di Multiply, namun lambat laut tujuannya berubah, untuk mengumpulkan para penggemar Pokemon di Indonesia. So, lambat laun komunitas yang kudirikan 16 Mei 2008 ini mulai aktif dan satu persatu anggota bergabung. Baik mereka yang sebelumnya sudah memiliki akun multiply maupun mereka yang belum mengenal multiply, bergabung dalam komunitas ini. POIN, begitulah inisial untuk komunitasku ini yang merupakan kepanjangan dari POkemon INdonesia, kemudian menjadi komunitas online Pokemon yang diperhitungkan. Mengingat saat itu komunitas Pokemon terbilang sedikit.
Lambat laun, POIN menjadi salah satu obsesiku. Aku berupaya menjadikan komunitas ini semakin besar, semakin banyak anggotanya, dan semakin inovatif dengan berbagai materi yang disajikannya. Keakraban pun terlihat di antara anggota-anggotanya yang berlanjut pada pertemuan di dunia nyata atau kopi darat (kopdar). Keberadaan POIN kemudian menjadi ajang persahabatan dan saling menciptakan energi positif satu sama lain. POIN telah mempertemukan dan menyatukan banyak penggemar Pokemon yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia ke dalam satu wadah komunitas yang aktif. Tak heran bila kemudian bermunculan berbagai komunitas Pokemon Indonesia lainnya.
Melalui POIN, aku mengembangkan bakatku menulis. Karena, secara berkala aku menulis artikel-artikel tentang Pokemon, mulai dari petunjuk permainan dalam bahasa Indonesia, hingga artikel-artikel menarik lainnya. Melalui POIN pula aku bangkit dari keterpurukanku setelah memutuskan keluar dari salah satu perguruan tinggi negeri di Jakarta. Aku yang saat itu depresi dan merasakan masa depan yang suram, dapat bangkit kembali. Melalui POIN aku menemukan bahwa masih banyak hal yang perlu dijelajahi. Masih banyak hal yang bisa kumanfaatkan untuk memperbaiki diri. Masih banyak peluang-peluang yang bisa kugunakan untuk masa depanku. Apalagi, keberadaanku saat itu, kemampuanku sangat dihargai oleh anggota-anggota POIN yang disebut POINers. Aku pun bangkit dan meneruskan pendidikan tinggiku, demi meraih gelar sarjanaku.
Di POIN, aku bertemu anak-anak yang luar biasa. Aku bertemu sesama penggemar Pokemon yang memiliki masalahnya masing-masing. Mulai dari anak Sekolah Dasar, hingga anak kuliahan. Membuatku tersadar bahwa bukan hanya aku yang memiliki masalah di dunia ini. Sehingga aku pun bisa saling berbagi dengan mereka semua, melalui wadah permainan video game yang sama-sama kami gemari, Pokemon. Aku pun menjalin persahabatan dengan banyak POINers, di antaranya Devid (celebi) dari Jambi, Zerlinda (aquatorrent) dari Lampung, Nico Suryo (bladebarrel) dari Surabaya, Danasa (danielshedley) dari Depok, Hafiz Siddik (nightwyvern) dari Jakarta, Arya Andika (kernway) dari Yogyakarta, Afif (afiffz) dari Malang, Bima Yoga (rockettorkoal) dari Sanggau Kalbar, Rima (platinumberlitz) dari Yogyakarta, dan Arum (mudcchi) dari Bali. Nama-nama itu hanya sebagian saja, karena kalau kusebutkan pasti akan banyak sekali.
Selama empat tahun menjadi pengurus, komunitas ini telah memberikan banyak kisah dan pengalaman yang berarti. Mulai dari pengalaman yang manis maupun pengalaman yang pahit. Banyak konflik telah kulewati selama memimpin komunitas ini. Konflik dengan anggota, konflik dengan orang yang benci, maupun konflik dengan orang yang kusayangi di komunitas ini. Lengkap. Wajar bila aku terlibat konflik karena di POIN, akulah sang pemimpin utama yang kemudian membentuk kepengurusan bernama "Elite Four". Semua konflik itu membentuk diriku, melatih kepemimpinanku, hingga tiba waktunya aku meninggalkan komunitas yang kusayangi ini bersamaan dengan hancurnya Multiply. Sebagai seorang pemimpin, banyak anggota menghormatiku. Banyak pula yang mengidolakanku. Kuakui, aku sempat merasakan nikmatnya menjadi selebritis. Tapi kusadari aku mesti menjaga tingkah lakuku dan harus tetap bersikap baik. Karena, sikapku adalah personifikasi POIN, nama baik POIN.
Dengan keberhasilanku bangkit, aku lantas ingin membagikan semangat positif kepada pada para POINers yang lain. Melalui POIN, aku ingin anggota-anggotanya bukan sekadar bisa meluapkan kegemarannya akan game Pokemon. Aku ingin melalui POIN, kemampuan menulis mereka dapat meningkat. Aku ingin mereka semua tertarik untuk menulis dan berkarya, menciptakan kreasi-kreasi yang dapat mengembangkan bakat mereka. Itulah yang telah kulakukan melalui event-event dan beragam kontes yang kugelar. Bukan hanya turnamen game yang kuadakan, aku juga mengadakan lomba menyanyi, menggambar, dan mengarang cerita. Serta ajang pencarian bakat lainnya. Aku ingin komunitasku berarti, bahwa melalui video game, seseorang juga bisa menjadi pintar. Dan, perlahan POIN telah menjadi inspirasi bagi banyak anak-anak di Indonesia. Aku bahkan diundang menjadi bintang tamu dalam acara talkshow di salah satu radio swasta di Bontang untuk membicarakan komunitas ini (wawancara radio ini akan kuceritakan dalam tulisan yang lain).
Masa-masa itu lantas berakhir, ketika Multiply mengubah haluan di akhir 2012. Yang lantas benar-benar hilang, Maret 2013. Semua goresan dan barisan kata-kata itu pun hilang. Bahkan terjadi konflik menjelang masa itu datang. Aku yang dirudung kegalauan lenyapnya POIN, lantas menyakiti perasaan salah seorang POINers yang sangat kusayangi, yang telah amat berjasa bagi POIN. Emosiku saat itu bergejolak melihatnya begitu enteng dengan pudarnya POIN. Ditambah sikapnya yang berubah padaku setelah aku memiliki kekasih. Meskipun aku sudah minta maaf, tapi karakternya yang keras membuatnya bertahan pada sikapnya, membuatnya bersikap dingin kepadaku. Tidak apa-apa, dia memang layak membenciku karena kuakui aku sangat melukai perasaannya.
POIN lalu hancur. Hilang, dan tak tersisa. Sebanyak 7 ribu lebih penggemar Pokemon di Indonesia kehilangan salah satu wadah yang diakui sebagai salah satu terbaik di Indonesia. Komunitas yang membuatku menjadi bintang tamu acara talkshow di salah satu radio swasta di Bontang. Komunitas yang telah membuatku bangkit dari keterpurukan, yang telah melambungkan alter egoku. Kini aku bukan lagi seorang pemimpin. Aku menjadi penggemar Pokemon biasa, sementara tahta POIN kuberikan pada dua pemimpin baru, generasi yang lebih muda yaitu Bagazkara Putra dan Rikhana Ardilla. Meskipun Multiply telah hancur, mereka masih ingin melanjutkan perjalanan POIN. Mereka mengubah bentuk POIN, dari yang awalnya berbentuk komunitas, menjadi majalah online mingguan di weebly. Memang, sebelum POIN hancur, aku sempat membuatkan alamat di weebly untuk kelanjutan komunitas ini. Yang kemudian mereka ambil alih sepeninggalku. Dan, dengan hasil yang kini kulihat, kupikir aku tidak salah memilih mereka berdua sebagai pemimpin.
Tapi sebenarnya ada banyak hikmah dibalik runtuhnya komunitas ini. Sebenarnya, sudah cukup lama aku ingin berhenti mengurus POIN dikarenakan kesibukanku di dunia kerja. Tapi, belum menemukan pengganti yang tepat membuatku tetap bertahan menjadi pemimpin utama. Selain itu, ada semacam 'kecanduan' dalam mengurus komunitas ini. Ya, rasanya begitu menyenangkan tenggelam dalam komunitas maya, sembari terus memikirkan hal-hal baru apa yang bisa kutampilkan, kutambahkan dalam komunitas ini.
Hancurnya komunitas ini seolah menunjukkan bahwa sudah cukup diriku bangkit melalui media ini. Sudah saatnya aku bergerak untuk dunia nyata, untuk mimpi-mimpi yang menunggu diwujudkan. Bukan sekadar tenggelam di dunia maya. Seolah POIN mengatakan kepadaku, "Lukman, kamu sudah bisa bangkit. Tugasku sebagai media untuk membuatmu bangkit sudah selesai. Maka tugasku sekarang sudah selesai. . Maka aku harus pergi. Sekarang berjalanlah atau berlarilah... menangkan hidupmu..."
Lantas aku menjawab, "Terima kasih POIN. Terima kasih karena telah membuatku kembali bangkit. Setelah sempat kehilangan arah, kini aku memiliki mimpi dan tujuan. Terima kasih telah memberiku kesempatan untuk bisa membangun sebuah komunitas. Terima kasih karena telah membuatku menjadi seorang pemimpin. Terima kasih telah membuatku disegani dan dihargai, serta dihormati. Walaupun aku tidak pernah berharap untuk itu. Terima kasih telah mempertemukanku dengan para penggemar Pokemon, anak-anak luar biasa dari berbagai penjuru Indonesia. Terima kasih atas waktu yang kau berikan walau itu singkat. Kini aku dapat berjalan tegak. Kini aku dapat menyongsong dunia nyataku dengan indah. Perlahan menerima kenyataan, dan bangkit untuk berjuang. Dunia ini indah." (luk)