Meski begitu, game serial game ini rupanya masuk dalam game terbaik NES versi IGN dan Games Radar. Memang tak dapat dimungkiri, Ninja Gaiden menghadirkan pengalaman baru dalam game action adventure platforming. Kemasan aksi yang cepat, item-item power-up, dan yang paling keren: cinematic story. Yup, saya akui, elemen yang saya sebutkan terakhir merupakan kekuatan dari permainan ini. Mungkin, Ninja Gaiden menjadi game pertama yang menampilkan cutscene adegan yang menampilkan kisah game ini secara utuh dari awal hingga akhir permainan. Kisahnya pun terbilang keren dan menarik diikuti.
Dari tiga judul dalam trilogy ini, episode keduanya yaitu Ninja Gaiden II: The Dark Sword of Chaos menjadi favoritku. Kenapa? Karena seri ini lebih masuk akal, baik dalam segi gameplay maupun story. Selain itu, Ryu Hayabusa, sang ninja klan Dragon Sword tampil lebih luwes dan ‘powerful’ dibandingkan seri pertamanya. Bila pada judul pertamanya dia hanya bisa menempel di dinding, lantas meloncat ke dinding lainnya, di judul kedua ini Ryu sang karakter utama bisa memanjat keseluruhan dinding, tanpa harus menggunakan tangga. Selain itu, Ryu kini punya jurus baru, Shadow Clone Jutsu!
Dengan kemampuan barunya ini, Ryu dapat memunculkan kloning dirinya untuk bertarung bersamanya. Kemampuan ini sangat membantu pemain, karena bisa menyerang lawan tanpa harus berhadapan langsung. Alhasil, pemain tak perlu kehilangan nyawa akibat bersentuhan dengan lawan. Shadow Clone jutsu milik Ryu bahkan lebih keren dari punyanya Naruto! (halah).
Tingkat kesulitan Ninja Gaiden II tak jauh berbeda dengan seri pertama. Namun, lebih masuk akal dan wajar. Elang ‘gila’ memang masih setia mengganggu lompatan Ryu, namun porsinya tampak lebih berkurang dan bisa dihindari. Selain itu, prajurit-prajurit musuh pun jadi lebih sesuai dengan tema ninja yang diangkat, bukan asal-asalan seperti yang kulihat di game pertama. Di seri ini, tak ada lagi pemain baseball, petinju, atau nenek sihir.
Lalu dari segi cerita, Ninja Gaiden II tak kalah seru dari yang pertama. Ceritanya merupakan kelanjutan dari seri pertama, setahun setelah pertarungan Ryu melawan Jaquio. Kali ini Ryu berhadapan dengan Ashtar (bukan Astor!), penyihir jahat pemimpin pasukan kegelapan yang berniat membuka gerbang kekacauan dengan Dark Sword of Chaos yang dibuat dari taring iblis. Ashtar menculik Irene Lew, agen CIA sekaligus pacar Ryu demi memancing Ryu datang ke Lahja Tower, dimana pertarungan menentukan telah menanti. Walaupun tidak ada adegan ciuman sebagaimana di seri pertama, Ninja Gaiden II telah mempersiapkan akhir kisah yang manis yang tak kalah menarik.
Secara keseluruhan, Ninja Gaiden II: The Dark Sword of Chaos adalah sebuah game yang menarik. Gameplay asyik, ceritanya keren. Atmosfer seorang ninja dengan kecepatan dan kekuatannya sangat terasa selama memainkan game ini. Ya walaupun… sebagaimana standar game Ninja Gaiden bahkan untuk versi terbarunya, game ini sulit ditaklukkan. Sulit, tapi tidak konyol. (luk)