Sayangnya, sekuel game ini yang tak kalah bagusnya, Mother 3 hanya dirilis di Jepang. Padahal, Mother 3 tak kalah bagus dibandingkan pendahulunya. Bahkan, game ini memiliki kisah RPG yang menurutku paling menyedihkan di antara RPG lainnya. Sebenarnya Mother 3 adalah sekuel yang direncanakan terbit untuk mesin Nintendo 64 dengan judul EarthBound 64. Sayangnya, proses produksi game ini berhenti di tengah jalan, gara-garanya sang pembuat yaitu Shigesato Itoi kurang memahami pembuatan game tiga dimensi. Bertahun-tahun kemudian, game ini kembali dikerjakan, namun dengan grafik dua dimensi, untuk mesin GBA dengan judul Mother 3.
Sayangnya lagi, Mother 3 diproduksi dan dirilis di tahun 2006, yang merupakan penghujung era GBA yang mulai digantikan mesin baru Nintendo, Nintendo Dual Screen (NDS). Akibatnya, tidak ada waktu untuk menerjemahkan game ini ke dalam bahasa Inggris karena perhatian para gamer telah beralih ke NDS. Walhasil, game ini hanya terbit di Jepang dengan bahasa Jepang tentunya. Beruntung ada kelompok penggemar EarthBound yang dengan sukarela menerjemahkan ROM Mother 3 ke dalam bahasa Inggris. Sehingga para penggemar EarthBound pun dapat memainkan Mother 3 melalui emulator dengan ROM yang telah dimodifikasi tersebut.
Sebagai penggemar seri Mother, aku pun tak luput telah memainkan Mother 3 lewat ROM terjemahan tersebut yang disebarkan melalui internet. Terjemahannya sangat bagus, keseluruhan game dalam bahasa Inggris. Membuatku bisa memahami bagaimana jalinan cerita Mother 3 yang begitu tragis. Ya, sejak awal permainan kita akan diajak menyaksikan kisah tragis yang menimpa Flint dan keluarganya, yang tinggal di Tazmily Village, di sebuah pulau terpencil saat pasukan misterius bertopeng babi datang menyerang. Istrinya tewas dibunuh binatang yang dulunya merupakan peliharaan keluarga. Kematian sang istri membuat kedua anak kembarnya, Lucas dan Claus terpisah, yang menjadi inti dari cerita ini.
Sepanjang permainan kita akan memainkan beberapa kelompok karakter. Di chapter awal, kita akan memerankan Flint dengan rekan satu desanya dalam menyelamatkan istri dan anaknya yang terjebak di puncak bukit. Lalu di bab-bab berikutnya setelah beberapa tahun kemudian, kita akan memainkan Lucas, salah satu putra kembar Flint dalam perjalanannya menghentikan aksi jahat pasukan topeng babi yang berencana menguasai dunia. Dalam perjalanannya ini, Lucas akan dibantu beberapa karakter di antaranya gadis misterius bernama Kumatora, anjing setianya bernama Boney, dan pencuri budiman bernama Duster, serta makhluk setengah peri yang disebut Magypsies.
Dalam melawan musuh-musuhnya yang sebagian besar didominasi makhluk-makhluk aneh hasil eksperimen jahat yang disebut Chimera, Lucas dan kawan-kawannya dapat menggunakan kekuatan misterius yang disebut PSI. Selain tentunya senjata-senjata aneh ala EarthBound, seperti tongkat kasti dan yoyo. Seperti EarthBound pula, musuh-musuh yang ada tidak ditemui melalui random encounter, melainkan dapat dilihat secara kasat mata. Pergerakan musuh ini mengikuti pergerakan karakter kita, dan pertarungan akan terjadi bila musuh menyentuh karakter kita. Sehingga dengan sistem ini, kita bisa menghindari musuh bila kita tidak ingin bertarung dengannya.
Gameplay Mother 3 memang tak banyak berbeda dengan EarthBound. Karenanya, bagi gamer yang pernah memainkan EarthBound pasti tak asing dengan sistem yang digunakan. Yang membedakan Mother 3 dengan EarthBound hanya setting tempat dan waktunya, serta ceritanya yang jauh lebih tragis. Memainkan game ini membuat kita merasa masuk ke dalam dunia Mother 3 yang penuh teka-teki. Ceritanya bakal membuat kita penasaran, sehingga kita akan enggan untuk berhenti memainkannya. Ini didukung penggambaran setiap chapter yang begitu unik sehingga membuat kita seakan sedang membaca sebuah novel.
Memainkannya Mother 3 sendiri memberikan kesan tersendiri bagiku. Karena meski tampil dalam grafis RPG tradisional, suasana tragedi yang terjadi tampak begitu terasa. Ini mungkin juga karena didukung musik yang begitu pas, serta gerak-gerik karakter sanggup berbicara banyak. Sehingga, aku bisa merasakan kesedihan yang ditawarkan oleh game ini. Kesedihan yang bakal membuat mata kita berkaca-kaca saat memainkannya, serta saat menemukan fakta di balik tragedi yang menimpa pulau yang konon merupakan punggung seekor naga raksasa ini. Apalagi saat mengetahui siapa dalang utama dari setiap kesedihan yang ada, bakal membuat kita akan begitu benci dan kesal pada tokoh tersebut.
Namun game ini tidak melulu dihiasi kesedihan. Terdapat pula beberapa humor terselip di sepanjang permainan yang bakal membuat kita tersenyum. Humor-humor itu muncul baik di dalam percakapan, mimik karakter, hingga beberapa adegan. Bahkan humor itu terdapat pada save point, yang dalam game ini digambarkan pada seekor katak yang bisa berada di mana saja. Pun dengan keberadaan Magypsies, makhluk peri yang penampilannya seperti banci, yang bakal membuat kita gemas sekaligus tertawa dengan tingkah lucu mereka.
Secara garis besar Mother 3 adalah game RPG yang sangat baik. Gameplaynya mudah, ceritanya menarik namun begitu menyedihkan, dan tingkat kesulitannya terbilang tinggi. Tentunya bagi penggemar RPG khususnya EarthBound, game ini sangat sayang untuk dilewatkan. Karena game ini akan membawa kita ke dalam pengalaman EarthBound berikutnya yang begitu emosional. Dan jangan khawatir, versi bahasa Inggris dari game ini dapat ditemukan di internet dan dimainkan dengan emulator. Tapi aku perlu memberikan peringatan: GAME INI SANGAT MENYEDIHKAN. (luk)